KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Cara Menghendari
Penyakit HIV/AIDS ”. penyusunan makalah ini sebagai tugas mandiri pada mata
pelajaran Penjas pada jenjang pendidikan SMK Negeri I Kalabahi Tahun Pelajaran
2016.
Penyusun
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat
banyak kekurangan. Dalam penulisan
makalah ini, penulisan banyak mengalami hambatan oleh karena terbatasnya
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. Namun demikian penyusun telah
berusaha dengan kemampuan yang ada untuk menyusun makalah ini sebaik mungkin,
serta berkat bantuan dan bimbingan partisipasi dari berbagai pihak. Sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Dan
akhirnya sebagai insan yang memiliki berbagai keterbatasan penulisan menyadari
bahwa penulisan makalah ini masih banyak jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat perbaikan dari berbagai pihak, sangatlah
diharapkan oleh penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita dimasa
depan.
Kalabahi,
03 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul
Kata
Pengantar ........................................................................................................................ i
Daftar
Isi ................................................................................................................................. i
BAB
I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B.
Tujuan .......................................................................................................................... 1
C.
Manfaat ....................................................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
A.
PENGERTIAN ........................................................................................................... 2
B.
CARA PENULARAN ............................................................................................... 2
C.
CARA
PENCEGAHAN............................................................................................. 4
D.
TANDA-TANDA
SESEORANG TERTULAR HIV ............................................... 4
BAB
III PENUTUP ............................................................................................................... 5
A.
Kesimpulan .................................................................................................................. 5
B.
Saran ............................................................................................................................ 5
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Virus AIDS
ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak ditemukan dalam darah,
cairan sperma, dan cairan vagina, pada cairan tubuh lainnya juga bisa ditemukan
seperti cairan ASI tetapi jumlahnya sangat sedikit berkisa dari 75-85 %
penularan terjadi melalui hubungan seks, 5-10%
diantara melalui hubungan homoseksual, 3-5% melalui transfusi darah yang
tercemar.
Infeksi HIV
sebagaian besar lebih dari 80% diderita oleh kelompok usia sekitar (14-49
tahun), terutama lelaki proposal penderitaan wanita cenderung meningkat infeksi
pada bayi dan anak 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV sekitar 25-35% ai
yang dilahirkan oleh ibu pengidap HIV akan menjadi pengidapan HIV melalui
interaksi yang terjadi selama dalam kandungan selama proses bersalin, dan
melalui pemberian ASI dengan pengolahan antiratroviral.
B.
Tujuan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah
1.
Untuk mengetahui
perkembangan HIV/AIDS
2.
Untuk mengetahui usia
berapa dari seseorang yang rentan terhadap HIV/AIDS
3.
Untuk mencegah HIV /
AIDS.
C.
Manfaat
Dengan
mengetahui bagaimana perkembangan dan dampat dari HIV / AIDS maka kita akan
memahami penularan virus HIV / AIDS tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN CARA PENULARAN
HIV/AIDS
1.
Virus HIV
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat
menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4
sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak
dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.
2.
Penyakit AIDS
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang
merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk
hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang
mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau
menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada
sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.
Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk
menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat
menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini
tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus
HIV penyebab penyakit AIDS.
B. CARA PENULARAN
a.
Lewat cairan darah
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV
b.
Lewat pemakaian jarum suntik yang
sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya
pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan
Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah
Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah
c.
Lewat cairan sperma dan cairan
vagina
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa
menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan
cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan
sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.
d.
Lewat Air Susu Ibu
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan
melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke
bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari
setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir
dengan HIV positif.
Secara langsung (transfusi darah, produk darah atau transplantasi organ
tubuh yang tercemar HIV) l Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter,
jarum tato, tindik, dll) yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang
yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu.
Karena HIV - dalam jumlah yang cukup
untuk menginfeksi orang lain- ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina
Odha. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus
penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air
kencing). Melalui hubungan seksual dengan
seseorang yang terinfeksi HIV tanpa memakai kondom, Melalui transfusi darah,
Melalui alat-alat tajam yang telah tercemar HIV (jarum suntik, pisau cukur,
tatto, dll), Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada janin yang
dikandungnya atau bayi yang disusuinya.
Dalam satu kali hubungan seks secara
tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun
secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko
penularan HIV melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan
HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman. Karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan terjadinya pertukaran
cairan tubuh yang menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah
kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita melakukannya secara
aman dengan memakai kondom. Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya orang lain karena tidak
menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut "asimptomatik" yaitu
tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala
AIDS.
Hubungan seksual secara anal (lewat
dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis
dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih
mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih
besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping
itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan
HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah
tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
AIDS tidak ditularkan melalui :
§
Makan dan minum bersama, atau
pemakaian alat makan minum bersama.
§
Pemakaian fasilitas umum bersama,
seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang.
§
Ciuman, senggolan, pelukan dan
kegiatan sehari-hari lainnya.
§
Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
C. CARA PENCEGAHAN
Gunakan selalu jarum suntik yang
steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan atau proses lain yang
mengakibatkan terjadinya luka. Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman
(artinya : hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin,
karena hal ini memungkinkan penularan HIV). Bila ibu hamil dalam keadaan HIV
positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk
menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.
Ada tiga cara:
1.
Abstinensi (atau puasa, tidak
melakukan hubungan seks)
2.
Melakukan prinsip monogami yaitu
tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia kepada pasangannya
3.
Untuk yang melakukan hubungan
seksual yang mengandung risiko, dianjurkan melakukan seks aman termasuk
menggunakan kondom
Ada dua hal yang perlu diperhatikan:
1.
Semua alat yang menembus kulit dan
darah (jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan
benar
2.
Jangan memakai jarum suntik atau
alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain
D. TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV
Sebenarnya tidak ada tanda-tanda
khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena
keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10
tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS).
Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi.
Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi.
Secara umum, tanda-tanda utama yang
terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah:
1.
Berat badan menurun lebih dari 10%
dalam waktu singkat
2.
Demam tinggi berkepanjangan (lebih
dari satu bulan)
3.
Diare berkepanjangan (lebih dri satu
bulan)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka
dapat disimpulkan bahwa
1.
Kasus pertama ditemukan HIV /
AIDS didalam cairan sperma, cairan vagina, dan pada darah serta penularannya
terjadi melalui hubungan seks, alat suntik narkoba, tranfusi darah dan ASI.
2.
AIDS dapat menyerang siapa saja
yang melakukan perilaku yang menyebabkan AIDS (Hubungan seksual berganti-ganti,
perilaku narkoba, suntik transfusi darah yang tercemar)
3.
Pencegahan yang paling tidak
bisa mengurangi terjadinya HIV / AIDS adalah :
a)
Tidak melakukan seks sebelum
menikah
b)
Jika sudah menikah hanya
berhubungan dengan pasangannya
B.
Saran
Saran yang dapat kami
sampaikan jika sudah membaca isi dari makalah ini, maka sangat kami harapkan
jangan hanya membacanya, tetapi terapkanlah apa yang tercantum dalam isi
makalah ini, sehingga bermanfaat bagi kita semua dalam kehidupan sehari-hari
dan kita sebagai contoh di manyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
ghie.wordpress.com/2007/02/01/asal-usul-hivaids
No comments:
Post a Comment